
Membersihkan telinga adalah kebiasaan yang sering dilakukan banyak orang untuk menjaga kebersihan dan kenyamanan. Sayangnya, tidak semua orang mengetahui cara yang benar dan aman untuk melakukannya. Salah satu kesalahan paling umum adalah menggunakan cotton bud untuk membersihkan bagian dalam telinga.
PAFI KAB. PESISIR BARAT (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) mengingatkan bahwa penggunaan cotton bud yang tidak tepat justru bisa membahayakan kesehatan telinga. Alih-alih membersihkan, alat ini bisa mendorong kotoran lebih dalam, bahkan menyebabkan luka atau infeksi.
Fungsi Kotoran Telinga
Sebelum memahami cara membersihkan telinga dengan aman, penting untuk mengetahui bahwa kotoran telinga (serumen) bukanlah sesuatu yang harus selalu dihilangkan. Serumen sebenarnya memiliki peran penting dalam menjaga kebersihan dan kesehatan telinga.
PAFI KAB. PESISIR BARAT menjelaskan bahwa serumen bertugas melindungi saluran telinga dari debu, serangga kecil, dan infeksi. Serumen juga memiliki sifat antibakteri alami dan biasanya akan keluar sendiri secara alami melalui proses pergerakan rahang saat mengunyah atau berbicara.
Bahaya Penggunaan Cotton Bud
Meskipun terlihat bersih dan praktis, cotton bud dapat menimbulkan beberapa risiko ketika digunakan untuk membersihkan bagian dalam telinga. Berikut ini adalah beberapa dampak negatif dari penggunaan cotton bud yang dijelaskan oleh PAFI KAB. PESISIR BARAT:
-
Mendorong serumen masuk lebih dalam – Alih-alih membersihkan, cotton bud malah bisa membuat kotoran terdorong lebih dalam ke saluran telinga.
-
Risiko cedera – Penggunaan cotton bud yang terlalu dalam dapat melukai saluran telinga, bahkan merusak gendang telinga.
-
Infeksi – Luka kecil akibat cotton bud bisa menjadi jalan masuk bakteri, yang berujung pada infeksi telinga.
-
Telinga tersumbat – Penumpukan kotoran yang tidak keluar justru dapat menyebabkan gangguan pendengaran sementara.
Cara Membersihkan Telinga yang Aman
PAFI KAB. PESISIR BARAT mendorong masyarakat untuk mengganti cara lama dengan metode yang lebih aman dan efektif. Berikut beberapa cara membersihkan telinga yang disarankan:
-
Biarkan kotoran keluar sendiri
Pada umumnya, telinga akan membersihkan dirinya sendiri. Jika tidak ada keluhan, tidak perlu membersihkan bagian dalam telinga. -
Gunakan kain lembap untuk bagian luar
Membersihkan bagian luar telinga cukup dengan kain bersih yang lembap. Hindari memasukkan apapun ke dalam saluran telinga. -
Gunakan obat tetes telinga
Jika kotoran terasa menumpuk, Anda bisa menggunakan obat tetes pelunak serumen yang dijual bebas di apotek. Biarkan cairan bekerja selama beberapa hari agar kotoran melunak dan keluar dengan sendirinya. -
Irigasi telinga dengan air hangat
Setelah melunakkan serumen, Anda dapat menyemprotkan air hangat perlahan menggunakan alat semprot khusus telinga. Namun, cara ini harus dilakukan dengan hati-hati, dan sebaiknya dikonsultasikan terlebih dahulu dengan tenaga kesehatan. -
Periksa ke dokter atau apoteker
Jika telinga terasa tersumbat, berdenging, atau nyeri, segera periksakan diri. PAFI KAB. PESISIR BARAT menyarankan untuk tidak mengatasi sendiri masalah telinga yang serius.
Siapa yang Lebih Rentan?
Beberapa orang memang lebih rentan mengalami penumpukan kotoran telinga, seperti lansia, pengguna alat bantu dengar, atau orang dengan saluran telinga sempit. Dalam kasus seperti ini, pemeriksaan rutin ke fasilitas kesehatan sangat disarankan.
PAFI KAB. PESISIR BARAT turut mengedukasi masyarakat mengenai pentingnya menjaga kesehatan telinga, terutama bagi anak-anak dan lansia, yang lebih sulit mengungkapkan rasa tidak nyaman.
Membersihkan telinga memang penting, tetapi harus dilakukan dengan cara yang benar. Penggunaan cotton bud untuk membersihkan bagian dalam telinga justru lebih banyak membawa risiko daripada manfaat. Telinga memiliki mekanisme pembersihan alami yang sangat efektif, dan jika memang diperlukan, gunakan metode yang aman atau konsultasikan dengan tenaga kesehatan.
PAFI KAB. PESISIR BARAT (PERSATUAN AHLI FARMASI INDONESIA) terus mengajak masyarakat untuk lebih bijak dalam merawat tubuh, termasuk organ kecil namun vital seperti telinga. Dengan edukasi yang tepat, kebiasaan buruk bisa berubah menjadi tindakan yang lebih aman dan sehat.